English Vinglish - 2012

Satu lagi film dari India yang patut diacungi jempol, English Vinglish. Film yang didedikasikan untuk merayakan 100 tahun usia perfilman India serta merayakan ulang tahun yang ke-70 aktor legendaris Bollywood, Amitabh Bachchan ini mengangkat tema Budaya, Cinta, Persahabatan dan Keluarga.


Pemeran utama English Vinglish adalah Shashi, yang diperankan oleh seorang artis yang namanya pernah bersinar di tahun 80-an, Sridevi. Kembalinya Sridevi dalam dunia perfilman India ini patut diapresiasi setelah 15 tahun meninggalkan dunia syuting, penanmpilannya dalam film ini sungguh mempesona, seakan pesona seorang gadis muda India masih melekat pada dirinya. Dalam film ini diceritakan bahwa Shashi merupakan seorang ibu rumah tangga yang baik, dia selalu menyediakan keperluan suami dan anak-anaknya dengan cermat dan tepat. Dia juga sangat terampil dalam membuat Ladoo, sejenis manisan khas India yang disukai banyak orang. Shashi juga memproduksi ladoo ini dalam skala kecil (home industri).

Masalah muncul karena Shashi memiliki kemampuan yang minim dalam Bahasa Inggris. Dia tidak dapat menggunakan bahasa Inggris dengan baik. Shashi menjadi bahan tertawaan ketika ia salah mengucapkan kata 'jazz' dengan 'chaazz' di meja makan, belum lagi ketika Shashi tidak dapat berbicara Bahasa Inggris dengan gurunya di sekolah dan hal ini membuat putri sulungnya kecewa. Masalah bertambah ketika Shashi harus berangkat ke New York seorang diri untuk memabntu acara pernikahan saudarinya di sana.

Setelah melakukan banyak pertimbangan, dengan kemampuan Bahasa Inggrisnya yang minim tersebut, Shashi pun akhirnya berangkat ke New York mengunjungi saudarinya. Dalam pesawat yang membawanya ke New York, dia bertemu artis kawakan Amitabh Bachchan yang banyak membantunya menggunakan fasilitas yang tersedia dalam pesawat. Masalah mengenai kemampuan berbahasa Inggrisnya mulai muncul satu persatu.

Suatu ketika ia memesan makanan di sebuah kafe, bukan makanan yang ia dapat, malah kekacauan yang menjadikannya depresi. Hingga kemudian ia menemukan ide untuk mengambil kelas Bahasa Inggris selama 4 minggu. Sejak mengikuti kelas ini lah kemampuan bahasa Inggrisnya mulai meningkat pesat. Disana dia bertemu dengan teman-teman baru yang sedikit banyak mendukungnya. Di kelas ini cinta Shashi pada keluarganya benar-benar di uji. Laurent, teman satu kelasnya yang berasal dari Prancis sempat menyatakan bahwa ia menyukai Shashi.

Kurang satu minggu menjelang ujian kelulusan, keluarganya tiba di New York. Sialnya, hari ujian bersamaan dengan hari pernikahan saudaranya. Silahkan saksikan sendiri antiklimaks hingga ending film ini sendiri. Apakah ia akan lebih memilih Laurent yang sangat perhatian padanya, ataukah sang suami yang seringkali membuatnya merasa tidak dihargai? Apakah ia lebih mementingkan ujian kelulusan bahasa Inggrisnya daripada pernikahan saudarinya?

Banyak hal yang patut diapresiasi dari film ini.
Pertama. Film ini sangat beraroma cultured. Film India tidak akan pernah menginggalkan dan melupakan budaya yang dimiliki. Di setiap film Bollywood pasti ada scene "Sing dan Dance" ala India, termasuk di film ini. Keren. Kedua, adanya cinta dan keluarga dalam film ini sangat baik untuk dijadikan sumber pelajaran bagi kita semua. Betapa pentingnya saling menghargai, saling mendukung pasangan kita masing-masing. Hal keren lainnya adalah pelajaran yang penting bagi kita

Ending dari film ini cukup mengharukan, dan menyentuh. (emang ada film India yang endingnya ga mengharukan??) Sedikit minus dari film ini adalah durasi yang mencapai 130 menit, cukup membuat bosan pada beberapa bagian. Overall, I give it 4 stars.

Silahkan berburu DVD nya, selamat menonton! :)

 Why "India" not "The India? Why "America", "The United States of America"? - Shashi

Sumber: napetis.blogspot.com
Home Home Home